PENDAHULUAN
Susu berarti cairan bergizi
yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina.
Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka
dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah
menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Semua orang di dunia ini
membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang
sudah lanjut usia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk
umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sedangkan untuk orang lanjut
usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak
vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu.
Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar
orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk
fermentasi.
Pada zaman dahulu, susu telah
dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan
yang memiliki kelenjar susu, seperti Sapi dan Domba. Sapi dan
domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu dan susunya. Di
Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun
di sana. Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada abad
5000 SM melewati daerah Anatolia. Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada
periode Neolitik. Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal
oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para
pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa
untuk konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat
penjajahan Hindia Belanda pada abad ke 18.
Susu yang di konsumsi manusia
saat ini umumnya adalah susu sapi khususnya sapi perah yang sengaja dipelihara
untuk diambil susunya. Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat
dominan dibandingkan ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam
mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam
populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi
bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang
tidak dapat digantikan bahan makanan lain.
BAB II
ISI
Definisi susu adalah susu yang meliputi susu segar, susu murni, susu
pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak
mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing
sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa
mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Susu
merupakan cairan yang disekresikan (dikeluarkan) oleh ambing, dihasilkan dari
pemerahan sapi-sapi yang sehat, dan terbebas dari kolostrum. Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis
kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis (immunological
protection) bagi bayi mamalia.
Berdasarkan kandungan zat gizi dalam
susu tersebut, maka susu memiliki beberapa kegunaan bagi kesehatan tubuh, yaitu:
1)
Susu memberi pengaruh heterogen bagi tubuh setelah
minum susu. Penyebab sebenarnya pengaruh ini belum diketahui, beberapa peneliti
merasa bahwa hal ini terjadi karena susu mengandung kalsium yang tinggi.
2)
Susu biasanya digunakan untuk terapi luka perut, karena
laktosa tidak terserap dengan cepat, mengurangi iritasi lambung dari makanan
lain.
3)
Susu membantu mengurangi angka kanker perut.
Untuk menjaga kemurnian susu maka Direktorat Jendral Peternakan
mengeluarkan keputusan dengan nomor 17/Kpts/DJP/Deptan/1983, bahwa susu murni
yang beredar di Indonesia
harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:
a.
Warna,bau,rasa,dan kekentalan tidak ada perubahan
b. Berat jenis (pada suhu 27ºC)
sekurang-kurangnya 1,028
c. Kadar lemak sekurang-kurangnya 2,8 persen
d. Kadar bahan kering tanpa lemak
sekurang-kurangnya 8 persen
e. Derajat asam 1,5-7 sh
f. Uji alkohol 70 persen negatif
g. Uji didih negatif
h. Katalase setinggi-tingginya 3cc
i.
Titik
beku -0,560ºC
j.
Angka
refreksi 34,0
k. Kadar protein sekurang-kurangnya 2,7%
l.
Angka
reduktase 2-5 jam
m. Jumlah kuman yang dapat dibiakan setiap cc
sebanyak-banyaknya 3 juta.
Manfaat air susu
Air susu sangat bermanfaat, baik
bagi anak sapi maupun manusia. Bagi anak sapi, susu tersebut merupakan
satu-satunya bahan makan yang paling sempurna. Sebab semua zat yang diperlukan
pada awal pertumbuhannya sudah lengkap. Bagi manusia, air susu ini merupakan
salah satu bahan makanan yang sangat tinggi mutunya karena terdapat zat gizi
dalam perbandingan yang optimal, sebab:
Ø
Protein susu mempunyai nilai tinggi akan asam
amino esensialnya dan bisa menutup kekurangan asam-asam aminodari bahan lain.
Ø
Mudah dicerna ,tak ada sisa yang terbuang dan
lezat rasanya.
Ø Kaya kalsium dan bahan-bahan lain. Tetapi
unsur Fe dan vitamin A tidak begitu banyak.
Komposisi Susu
Komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan
kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa,
mineral, asam (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase,
katalase, pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A,
vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari masing-masing
komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi berbagai faktor seperti
faktor bangsa (breed) dari sapi. Susu merupakan bahan pangan yang memiliki
komponen spesifik seperti lemak susu, kasein (protein susu), dan laktosa
(karbohidrat susu).
Lemak Susu
Persentase lemak susu bervariasi
antara 2,4% - 5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida yang tersusun dari
satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (fatty acid) melalui
ikatan-ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas
mikrobiologi dalam rumen (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel
sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil
(carboxyl group). Salah satu contoh dari asam lemak susu adalah asam butirat
(butyric acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang
akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam butirat
ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase. Lemak susu dikeluarkan dari
sel epitel ambing dalam bentuk butiran lemak (fat globule) yang diameternya bervariasi
antara 0,1 - 15 mikron. Butiran lemak tersusun atas butiran trigliserida yang
dikelilingi membran tipis yang dikenal dengan Fat Globule Membran (FGM) atau
membran butiran lemak susu. Komponen utama dalam FGM adalah protein dan
fosfolipid (phospholipid). FGM salah satunya berfungsi sebagai stabilisator
butiran-butiran lemak susu dalam emulsi dengan kondisi encer (aqueous) dari
susu, karena susu sapi mengandung air sekira 87%.
Lemak susu mengandung beberapa
komponen bioaktif yang sanggup mencegah kanker (anticancer potential), termasuk
asam linoleat konjugasi (conjugated linoleic acid), sphingomyelin, asam
butirat, lipid eter (ether lipids), b-karoten, vitamin A, dan vitamin D.
Meskipun susu mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan trans
fatty acids yang dihubungkan dengan atherosklerosis dan penyakit jantung, namun
susu juga mengandung asam oleat (oleic acid) yang memiliki korelasi negatif
dengan penyakit tersebut. Lemak susu mengandung asam lemak esensial, asam
linoleat (linoleic acid) dan linolenat (linolenic acid) yang memiliki
bermacam-macam fungsi dalam metabolisme dan mengontrol berbagai proses
fisiologis dan biokimia pada manusia.
Protein Susu
Protein dalam susu mencapai
3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam
amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida (peptide linkages). Beberapa protein
spesifik menyusun protein susu. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar
dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai
80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein,
dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah
dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein penting dikonsumsi karena
mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH
rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah
pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein
yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran
pencernaan.
Kasein asam (acid casein)
sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk
farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri
pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat
memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat
pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka
protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Whey protein
merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin,
Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey
protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan
keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu. Dalam whey protein
terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth
factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey
protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara
lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi
kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk
protein allergy).
Karbohidrat Susu
Karbohirat merupakan zat
organik yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dapat
dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula-gula sederhana (simple sugars)
dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida, disakarida, dan polisakarida
merupakan beberapa kelompok karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama susu
dengan proporsi 4,6% dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang
disusun dua monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak
semanis disakarida lainnya, semacam sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam
kali rasa manis sukrosa. Laktosa dapat memengaruhi tekanan osmosa susu, titik
beku, dan titik didih. Keberadaan laktosa dalam susu merupakan salah satu
keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam kecuali
sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan yang
menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa
dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus.
Enzim laktase merupakan enzim
usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna laktosa dalam susu. Enzim
adalah suatu zat yang bekerja sebagai katalis untuk melakukan perubahan
kimiawi, tanpa diikuti perubahan enzim itu sendiri. Jika kekurangan enzim
laktase dalam tubuhnya, manusia akan mengalami gangguan pencernaan pada saat
mengonsumsi susu. Laktosa yang tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus
besar dan akan memengaruhi keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat
memasuki usus. Peristiwa tersebut lazim dinamakan intoleransi laktosa. .
Komposisi gizi susu sapi per 100 gram
Kandungan Gizi
|
Komposisi
|
Energi (kkal)
|
59
|
Air (g)
|
88,5
|
Protein (g)
|
3,2
|
Lemak (g)
|
3,5
|
Karbohidrat
(g)
|
4,5
|
Kalsium (mg)
|
100,0
|
Fosfor (mg)
|
90,0
|
Besi (mg)
|
0,1
|
Niasin (mg)
|
0,20
|
Zat-zat
makanan dalam susu ada tiga bentuk :
1.
sebagai larutan sejati, yaitu berupa karbohidrat
(laktosa), garam-garam anorganik, vitamin, dan senyawa N-bukan protein.
2. sebagai larutan koloidal, yaitu
partikel-partikel besar yang memberikan efek tidal. Partikel tersebut berupa
protein, enzim dan garam.
3. sebagai emulsi,berupa lemak dan
senyawa-senyawa yang berhubungan dengan lemak (gliserida-gliserida).
Karakteristik Susu
a. Warna
susu
Susu yang normal berwarna putih keabu-abuan sampai agak keemasan. Variasi
tersebut karena adanya perbedaan pakan yang di berikan dan factor keturunan. Warna kuning disebabkan karena adanya zat
warna karoten dalam lemak susu yang berasal dari jenis pakan yang diberikan.
Warna kuning juga dapat disebabkan oleh adanya sel-sel darah putih yang
terdapat dalam susu karena sapi menderita mastitis saat laktasi. Warna putih
banyak disebabkan oleh globula-globula lemak, protein (kasein) yang biasanya
mengikat kalsium dan phospat.
b. bau dan rasa susu
Rasa susu sedikit manis,
tetapi bau dan rasa susu untuk setiap orang sering tidak sama karena selera
yang berbeda. Kandungan laktosa yang
tinggi dan kandungan klorida rendah diduga menyebabkan susu bau seperti garam.
Pada umumnya pada masa laktasi awal susu mempunyai rasa asin. Bau dan raas susu
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya jenis pakan yang diberikan.
c. bobot jenis susu
Susu normal mempunyai bobot
jenis rata-rata 1,0281 atau berkisar antara 1,028-1,032. variasi bobot jenis
terjadi karena perbedaan besarnya kandungan lemak , laktosa, protein, dan
garam-garam mineral. Bobot jenis lemak 0,93, laktosa 1,666, kasein 1,31 dan bobot jenis garam-garam mineral rata-rata
4,12. Hubungkan besarnya kandungan lemak susu dengan bobot jenis susu tampak
seperti pada tabel 3.
d. titik
didih dan titik beku susu
Jika suatu didihkan,maka susu
akan mendidih pada suhu kira-kira 100,17 drajat C, berarti hanya sedikit diatas
titik didih air (100 C). Variasi titik beku susu terjadi karena terdapat
perbedaan jenis pakan yang diberikan pada ternak perah tersebut, musim, jenis
hewan (species). Titik beku akan berubah jika pada susu akan ditambahkan air, santan,
atau lemak meskipun dalam jumlah sedikit.
e. kekentalan
susu
Susu
mempunyai 1,5-1,7 kali kekentalan air. Pada suhu kira-kira 100,17ºcp (centipicis).
Kekentalan susu dipengaruhi oleh komposisi susu, umur hewan dan beberapa
perlakuan misalnya adanya pengadukanakan menurunkan kekentalan susu. Sebaliknya
bila terjadi pengemasan, aktifitas bakteri, dan pencemaran akan menaikan
kekentalan susu.
f. keasaman dan pH susu
Susu
segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika
diberi kertas lakmus biru, warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika di
biberi kertas lakmus merah warnanya akan menjadi biru. Potensial hydrogen (pH)
atau ada yang menyebutkan power of hydrogen ion susu segar terletak antara
6,5-6,6. Jika ditritasi dengan alkali dan indikator penolptalin, total asam
dalam susu diketahui hanya 0,10-0,26 persen. Sebagian besar asam yang ada di
dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan
oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat
komplek, asam sitrat, asam-asam amino, dan asam karbondioksida yang larut dalam
susu.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadja, D.1993.
Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Anggota
IKAPI.1974. Beternak Sapi Perah.Konisus.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar